Day 02

Bangun kesiangan ... sekitar jam 5:30 (Subuh lewat) karena hawa dingin dan capek dalam perjalanan ... kaos kaki, baju kaos tiga lapis + sarung ... plus topi tidak lepas dari kepala ... alas bambu, bantal tas ransel ...
 

Pemandangan dari "teras" Batu Hitam, Kosambi ... nama Batu Hitam diambil dari batu karang hitam yang menjulang tidak terlampau tinggi diatas permukaan air (kalau air sedang tidak pasang). Malam sebelumnya "Pak Tua" tanya, ada yang dicari ? ...biasa, disini orang-2 suka "mencari"... tuh di Batu Hitam katanya ada keris kuning... disebelah sana aden tidur ada pohon, disitu "ada" juga, disebelah sininya ada pohon, nah disitu juga "ada" ... entah apa yang dimaksud dengan "ada" ?? Lagi Maulud kemarin, seromobongan orang datang kesini dan zikir semalam suntuk... persis di tempat aden tempati sekarang ...





Basori... gak dimana ... HP nempel sama kuping ... ampe dowerrrr

Setelah mandi dengan air yang ditimba oleh pak tua ... segar dan siap lanjutkan perjalanan ... menyusur tepi jalan, mencatat nama-nama villa dan nomor telpon ... tidak lama berjalan ada pos LLAJR, setelah itu ada pantai "umum" yang disewa untuk restoran / kedai dengan beberapa tempat lesehan ... cukup bagus ... terlihat seorang laki-2 sedang menyiapkan arang untuk bakar ikan ... jam menunjukkan pkl 9 lebih, waktunya sarapan. Berapa harga ikannya pak ? 70rb per kg ! Wah mahal ya, kalau yang dibawah paling kecil / murah berapa, ada nih ikan yang kecilan, ikan kue, ditimbang 7 ons, kita kasi 40 ribu ... setelah pikir-2 ... ok pak, siapkan !

Nama restoran ini adalah Pondok Teh Rani, dekat (setelah) cottage Wisma Nelayan (di km141). "Managernya" seorang anak muda bernama Ade, dengan nomor HP 081910804853.


Harga ikan memang sedang mahal, 1 kg 70rb, itu kami dapat info dari Ibu Muna di Carita, yang "manage" Pondok Bude Iyuk.


Personil Pondok Teh Rani: Hendra, Ibu Trini (yang gemuk di foto pake daster), Arifin, dan Ade. Pesan sponsor dari Ade ... bawa tamu-tamu kesini katanya, ok ini data restonya:

Lokasi sekitar KM 141 Jalan Raya Anyer, dekat Wisma Nelayan.

Menu:
Seafod:
- Ikan: Kue, Kakap, Baronang
- Cumi
- Udang
- Kepiting

Sayuran:
- Kangkung, Karedok, Sayur Asem, Lalapan

Sop:
- Sop Ikan Kakap



Supply ikan dari "pasar" baru datang, terlihat Ade (kaos putih) yang juga adalah anak dari pemilik restoran sedang menerima kiriman ikan. Ayahnya seorang PNS, guru SD, menyewa lahan di pinggir pantai tersebut dan membuka bisnis restoran.


Sejak jam sekitar 9 pagi kami telah berjalan kaki sampai sekitar jam 16:30 .. menyusuri pantai ... kadang "naik" kembali ke jalan (tepi jalan) apabila tidak memungkinkan menyusuri pantai.... jam 17:00 kurang kami tiba di "dusun" kecil dan istirahat untuk Ashar di masjid.


Kami tiba di lokasi ini sekitar jam 16:00.


Hari telah menjelang sore, dan sepertinya Carita masih lumayan jauh. Kami putuskan, that was the day, dan kami putuskan untuk naik angkot silver menuju "final destination" Carita, agar bisa sampai disana selagi masih agak terang, sebelum jam 18:00.

CARITA at last ...

Alhamdulillah, kami tiba di "ground zero" Carita, tikungan arah Labuan pada jam sekitar 17:30, tepat di depan suatu hotel kecil. Kami tanya harga, 150rb, agak suram dan terkesan mesum. Ok, kami akan kembali, kami ingin ke pantai dulu. Padahal tidak ada niat untuk kembali ke hotel tersebut, yang kalau ditawar bisa saja sekitar 75rb ... katanya kalau 50rb itu paling-paling hanya untuk yang short-time, bawa jablay ...

Menyusur pantai Carita yang indah pasir dan airnya, teluk yang melengkung kedalam, beberapa wisatawan termasuk beberapa bule masih bermain di air. Matahari hampir tenggelam. Kami duduk di pasir dan menyaksikan dengan takjub .... a very beautiful sunset ...



Setelah sunset berlalu, kamipun keluar dari pantai melewati akses pantai umum, harus cari tempat untuk bermalam. Kali ini kami tidak niat untuk bermalam di pantai, karena ingin mandi yang "beneran". Begitu keluar ke jalan raya Labuan, langsung dihadapan kami ada "losmen", satu rumah besar (disebutnya sih villa), dan 3 kamar, ukuran 1 double bed plus wc dan shower. Lumayan bersih. Harga pembukaan 150rb kami tawar menjadi 100rb yang langsung disetujui oleh Ibu Muna dan Pak Saniin, pasutri yang jaga pondokan itu, "hotel" Bude Iyuk namanya, yang orang Bandung. Mandi, Maghrib, Isya, ngobrol sebentar, dan cari makan. Kami tanya ke Ibu Muna, dan beliau menunjuk ke resto Pak Kumis.

No comments:

Post a Comment