Day 03

CARITA

Pagi setelah sarapan di resto Pak Kumis kami langsung ke pantai, numpang lewat akses "khusus penghuni apartment Lippo Carita". Ada sih jalan lain, tapi berhubung itu yang terdekat dengan resto Pak kumis, kami pilih jalan itu.


Body Board

Kami pilih lokasi yang tidak begitu ramai. Dekat warung ibu Yati yang jual minuman ringan. Belum sampai kami masuk ke air, dua orang lokal menawarkan bodyboard, seharga 10rb per unit... "sampai mabok"... katanya, artinya boleh dipakai seharian. Berhubung ini pertama kali saya sewa bodyboard, talinya diikat ke kaki (norak deh !) ... Basori pun berteriak dari belakang, "di tangan Pak !!!"...ok, there is first time for everything...:):):)


Ombak dan Air

Ombak tidak begitu besar dan hampir-2 tidak mendorong kami yang berselancar dengan bodyboard. Jarak hampir 10 meter dari pinggir pantai kedalaman masih sedada ... air cukup bersih dan tidak dingin ... panaspun tidak .... nyaman .... nyaman sekali ... sedikit jauh +/- 20 meter dari kami berenang ada yang main jetski dan banana-boat... sengaja dibikin terpelanting ke laut...


Istirahat sejenak, ngobrol dengan Yati, minum kopi, makan kacang kulit ... inilah "anak pantai Bali" ... Mr Basori.


Gambar diatas hasil jepretan Basori ketika saya sedang berselancar...gak keliatan ? Ketutup ombak ! ......


Udara cerah...masuk air...naik lagi ... ngeringin badan ... what more could you expect ?


Yati malu-malu ketika difoto ... entah pantangan atau kenapa ... Yati menawarkan kami untuk dipijit, tapi kami gak mau, karena memang sedang tidak pegal dan tidak ingin dipijit ... dan juga risih...gitu loh !!! Terkadang kami didatangi oleh penjual-penjual lain, ada yang menawarkan otak-otak...cumi untuk dibakar...celana dan kaos (t-shirt) ... macam-macam, tapi tidak rese ... sungguh nyaman dan pedagang-pedagang disitu tidak memaksa.

RESTORAN PAK KUMIS


Makan

Hari ke-2, setelah mandi sore dan Isya, kami diberitahu oleh Ibu Muna ada restoran dekat tempat kami menginap, restoran Pak Kumis, so...makan malam disitu....keesokan harinya sarapan dan makan siang juga disitu - bersih dan murah. Salah seorang pelayannya, ibu-ibu, sekaligus rangkap "pemasaran" kamar Apt Lippo Carita yag terletak diseberang jalan.


Restoran Pak Kumis, persis depan Apt Lippo Carita.


Pemandangan diatas adalah jalan Raya Labuan arah ke Cilegon ... diujung sana tempat penginapan kami, dibelakang kami apt Lippo Carita, diseberang kami resto Pak Kumis.

Ini adalah "pemandangan terakhir" sebelum kami naik angkot silver arah Cilegon (tarif Labuan-Cilegon 15rb) sekitar pkl 13:30. Dekat Krakatau Steel macet abiz dan hujan deras ... masuk kota Cilegon hujan sudah tidak kelihatan... kami berganti angkot ke warna ungu tua dan sesampai di terminal bayangan sekitar pkl 16:30 ... Prima Jasa sudah menanti, kali ini tarif Cilegon - Jakarta 20rb. Masuk Kp Rambutan / Ps Rebo sekitar pkl 18:30 lebih, dari situ kami naik angkot 15 dan split di dekat rel KA Tanjung Barat / kolong flyover.

Catatan Khusus:

"Serunya" perjalanan ini, walaupun Anyer dan Carita bukan barang baru bagi saya, tapi ketidak pastian apa yang akan kami temui dan hadapi "nanti" didepan ... itulah yang membuat perjalanan ini menarik. Selain itu, menyusuri pantai sepanjang entah berapa kilometer, pasir, kerikil, batu koral, batu karang ... sambil melihat penduduk pesisir memancing dan memungut rumput laut dan agar...laki, perempuan, tua, muda, anak-anak ... memang itu yang selama ini selalu terbayang ingin saya lakukan, menyusuri pantai.
Dari sini saya juga memahami betapa pentingnya wisatawan bagi penduduk pesisir yang mengandalkan "uang" wisatawan ... betapa berartinya bagi mereka apapun dan berapapun yang kami belanjakan. Contoh sewaktu di warung Ibu Yati di pantai Carita, kami hanya sewa 2 bodyboard (10rb per orang), plus "belanja" di warung Ibu Yati, kopi, kacang kulit, dan kelapa muda, yang seingat kami tidak lebih dari 30rb. Namun betapa gembiranya wajah-wajah mereka. Demikian juga dengan Pak Tua di pantai Batu Hitam, diapun berkata, kami ini hanya hidup dari orang Jakarta (istilahnya), dari tamu-tamu spt kami, yang datang dari Jakarta, Bandung, dan kota lain di Banten (Pandeglang, Serang, Cilegon).

Sampah

Ada bagian pantai yang sangat kotor oleh sampah plastik. Lautpun menolak untuk menerimanya dan "dilempar" kembali oleh air laut ke pantai.





Proyek PLTU Labuan

Entah apa yang diangkut memakai truck-2 besar itu dari arah Cilegon ke Labuan ... yang jelas trucknya saja sudah kelihatan berat, bisa tau dari bunyi tekanan ban pada aspal dan tarikan mesinnya, bahwa muatannya sangat berat. Dan jelas bahwa kelas jalan yang dilalui itu bukan untuk truck dengan muatan spt itu. Ada sih pos petugas LLAJR di daerah Kosambi (dekat restonya Ade, Pondok Teh Rani), tapi entah apa yang mereka "lakukan". Yang jelas truck-truck tersebut melalui daerah wisata dan sangat mengganggu. Dan tentu saja disana sini jalan berlubang dan berdebu...

Solusinya ? Gak tau ! Usul: truck dan bus besar jangan lewat jalur pantai ! Itu saja. Gimana caranya, gak tau, perasaan sih udah ada yang mikirin, bukan ?

Last but not least, sepanjang perjalanan ini saya menyebut kebesaran Allah, betapa alam ini dan isinya adalah megah dan indah, dan semoga saya bisa kembali kesini lagi berkali kali, dan semoga kondisi alam disitu tetap terjaga. Terimakasih ya Allah, atas nikmat, rahman, dan rahim, dan perlindungan, yang engkau limpahkan kepadaku, keluargaku, teman-temanku, kepada kami semua.

1 comment:

  1. Very nice and very adventurous!! I can't believe in your age, you're still doing something like this. Full of danger and adventures. Oh well, if this is the kind of life you're choosing, then be it. For me, I like a quiet and peaceful life, stay at home watch tv, browse internet, do surveys and chat on FB. But thank you for sharing your adventures with us, it's unique and interesting. Take care.

    ReplyDelete